Setujukah Bubu, bahwa belajar adalah proses terus-menerus yang akan dilakukan seseorang sepanjang hidupnya dan bukan terbatas mengenyam pendidikan formal di sekolah? Ya, ketika kita sudah lulus pun, kita tetap harus senantiasa belajar bila ingin memiliki keterampilan baru dan mengembangkan diri. Bayangkan saja berbagai hal baru yang Bubu pelajari saat menjadi ibu, termasuk cara mengenali arti tangisan bayi, menghapalkan lagu anak-anak, menyiapkan menu MPASI, sampai belajar tetap sabar saat anak tantrum dan berulah. Woosaahh…
Bagaimana dengan anak-anak? Pada dasarnya anak terlahir dengan keinginan belajar yang sangat tinggi untuk memahami dunia sekitarnya. Bahkan sejak bayi! Itu sebabnya mereka suka memasukkan berbagai hal ke mulut untuk mengetahui apa rasanya, membuka tutup laci untuk melihat apa isinya, dan melempar barang untuk mendengar bunyinya atau sekedar ingin tahu apa yang akan terjadi bila ia melakukannya. Hmm..familar dengan situasi-situasi ini? ☺ Seiring bertambahnya usia, anak akan semakin memahami aturan sosial dan membedakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Belajarnya akan semakin terarah. Apapun itu, hal terpenting yang perlu Bubu lakukan adalah terus memupuk kesenangan anak untuk belajar dan eksplorasi. Bagaimana caranya? Yuk simak tips berikut.
Belajar melalui bermain
Bila ingin membuat anak senang belajar, ia harus melihat belajar sebagai pengalaman yang menyenangkan, dan apa yang lebih menyenangkan dari bermain? Bermain bisa dengan alat-alat sederhana yang Bubu miliki di rumah. Yuk coba buat dua Kreasi Ibu Pintar ini.
1) DIY maracas. Siapkan botol bekas, ajak anak untuk mengisinya dengan kacang ijo atau beras hingga setengah botol. Tutup botolnya dan hias botol dengan aneka stiker atau potongan kertas warna-warni. Ajak anak bernyanyi sambil menggoyang-goyangkan botolnya mengikuti irama. Dari kegiatan ini, anak bisa belajar untuk mengontrol gerakan tangan dan konsentrasinya agar dapat memasukkan kacang ijo/ beras ke dalam botol tanpa tumpah, belajar menempel saat menghias botol, dan juga belajar tempo sesuai musik yang didengar. Wah seru yaa…
2) Cap tangan bedak. Siapkan lotion dan bedak. Oleskan lotion ke jari-jari tangan anak, sambil menyebutkan nama-nama jarinya atau bernyanyi tentang keluarga jari. Setelah itu cap tangan anak ke karton hitam, lalu taburkan bedak di atasnya secara merata sehingga bedak menempel membentuk cap tangan anak. Bisa juga Bubu ikut membuat cap tangan Bubu, lalu ajak si kecil membandingkan ukurannya. Dari kegiatan ini, anak juga bisa belajar tentang sebab-akibat lho. Coba kalau anak menaburkan di karton yang tidak ada lotion-nya, apakah akan menempel?
Buat pengalaman belajar relevan dengan kehidupan anak
Siapapun akan kurang semangat belajar suatu hal bila merasa tidak ada kegunaannya. Oleh karena itu, Bubu bisa membuat anak agar lebih senang belajar dengan membantunya melihat keterkaitan dengan kehidupan mereka, bagaimana ilmu itu terpakai sehari-hari. Misalnya, belajar membaca agar tidak salah minum obat atau bisa mengetahui pilihan menu di restoran; belajar berhitung agar bisa membayar barang belanjaan atau membuat anggaran liburan dengan tepat; belajar menulis supaya bisa kasih label nama barang-barangnya dan tidak mudah hilang atau membuat undangan ulang tahun ke teman.
Kreasi Ibu Pintar apa yang bisa Bubu lakukan untuk memberikan pengalaman belajar membaca, berhitung, dan menulis yang relevan? Coba deh ajak anak memasak makanan favoritnya! Banyak sekali hal yang bisa dipelajari lho.
Menuliskan bahan-bahan yang mesti dibeli
Membaca simbol/label produk yang menjadi pilihan
Menghitung uang untuk membayar belanjaan
Menghitung berapa banyak bahan yang dibutuhkan saat memasak, misalnya 3 butir telur, 2 iris bawang putih, 1 sendok garam, menimbang 100 gram jamur, dan sebagainya
Membaca resep masakan
Libatkan anak dalam proses belajar
Anak akan lebih senang belajar, kalau sesuai dengan apa yang sedang menjadi minatnya. Oleh karena itu, Bubu perlu peka terhadap topik yang yang sedang anak sukai. Misalnya anak sedang suka dinosaurus, ajak mewarnai berbagai jenis-jenis dino atau melakukan eksperimen volcano yang dikaitkan dengan sebab dino punah. Atau saat anak bertanya-tanya darimana datangnya hujan, ajak ia cari info sama-sama tentang proses terjadinya hujan. Bubu juga bisa membuat kreasi ibu pintar Rain in a Jar. Caranya tidak terlalu sulit kok.
Siapkan toples kaca, kain kasa, kapas bulat, pipet, dan pewarna makanan biru.
Bentangkan kain kasa di atas toples, lalu letakkan kapas-kapas bulat di atasnya menjadi awan.
Siapkan air yang sudah diberi pewarna makanan biru.
Ajak anak untuk memindahkan air biru ke kapas-kapas bulat dengan pipet. Bila tidak ada pipet, disendok pun tidak apa.
Saat kapas tidak lagi kuat menampung air, maka airnya akan menetes ke dalam toples seperti hujan. Menarik kan? Coba yuk Bubu!
Fokus pada proses, bukan hasil
Last but not least, anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang senang belajar bila berada dalam lingkungan yang lebih menekankan pada proses dan bukan hasil. Bila Bubu terlalu menuntut anak untuk hasil yang sempurna dan hanya memuji ketika anak berhasil, hal ini dapat membuat anak cemas, menghindari hal baru dan menantang karena takut gagal, atau bahkan mencari jalan pintas demi hasil yang bagus. Sebagai orang tua, kita perlu lebih menghargai usaha dan kemajuan yang diperlihatkan anak, melihat belajar sebagai suatu proses, dan melakukan kesalahan sebagai bagian dari proses belajar. Jadi bila anak menang juara mewarnai, Bubu dapat memuji “Wah selamat ya nak usahanya berhasil! Cantik sekali kombinasi warnanya dan rapih mewarnainya.” Saat ia kalah lomba menyanyi katakan “BuBu bangga kamu sudah berani tampil di depan banyak orang. Nanti kita latihan lagi ya supaya lain kali lebih baik.”
Yuk sama-sama kita tumbuhkan rasa senang belajar dalam diri anak! Selamat bermain, belajar, dan berkreasi!
Oleh: Orissa Anggita Rinjani, M.Psi, Psi
Psikolog Pendidikan Rumah Dandelion