20 Feb 2019

“Yuk, Antre!” (Mengajarkan Anak untuk Antre)

Dalam lingkungan sosial sehari-hari, BuBu pasti seringkali mengajak anak untuk menerapkan nilai sosial seperti “Yuk dek, katakan terimakasih ketika menerima”, “Nak, pakai tangan kanan ya saat memberi sesuatu” atau “Coba salam dulu ke Tante, sapa yang baik ya”. Nah, nilai sosial lain yang dapat dikenalkan sejak dini kepada anak salah satunya adalah antre. Antre memiliki banyak manfaat seperti anak belajar manajemen waktu karena kalau datang duluan akan mendapat terlebih dahulu atau jika keluar dari barisan perlu antre ulang, anak belajar sabar menunggu sesuai giliran, anak belajar menghargai hak orang lain untuk tidak memotong barisan, dan anak mengasah disiplin untuk mengikuti aturan.

 

Saat usia prasekolah anak sudah dapat dikenalkan untuk antre dan tuntutan anak untuk antre biasanya dimulai saat anak memasuki usia sekolah. Nah berikut merupakan tips bagi Bubu untuk mengajarkan antre kepada anak yang dapat dimulai bersama orang rumah.

 

1.       BuBu berlatih antre sebagai role model anak

Anak merupakan pembelajar yang ulung. Kemampuan observasi terhadap lingkungan menjadi proses belajar yang penting bagi anak. Sebagai awal, BuBu dapat memperlihatkan perilaku antre dalam barisan saat berpergian dengan anak. Misalnya: antre saat membayar di supermarket atau antre di mesin ATM. Ketika melibatkan anak dalam kegiatan ini, perkenalkanlah apa yang harus dilakukan saat antre. Dampingi dan ajak anak tetap berada dalam barisan antrean. Untuk usia dini, BuBu dapat memberi bantuan secara fisik untuk mengingatkan bagaimana cara antre seperti tangan di samping dan muka menghadap depan.

 

2.       Mengajarkan aturan antre dengan konkret

Dalam mengajarkan aturan antre pada anak usia dini diperlukan penjelasan yang konkret seperti menggunakan foto orang antre yang benar, menempelkan poster antre supaya anak dapat melihat jelas atau dengan praktek langsung. BuBu dapat menceritakan kepada anak bahwa untuk bertahan dalam sebuah antrean, anak perlu mengontrol fisik dan emosi diri seperti menjaga tangannya untuk tidak mendorong, mengatur kecepatan saat berjalan dalam antrean, mengatur suara supaya tidak mengganggu orang lain, dan mengatur posisi berdiri saat antre.

 

3.       Practice makes perfect

Jika sering dilatih dan dilakukan praktek langsung maka kemampuan antre dapat semakin terasah. Coba BuBu lakukan saat bermain bersama anak di rumah sebagai permulaan. Antre dapat diperkenalkan melalui permainan melalui penggunaan tali dan simbol yang membantu anak untuk melihat dan mengatur posisi saat antre. Rentangkan tali yang panjang dan minta orang di dalam antrean untuk berjalan mengikuti rentangan tali tersebut. Berikan tempelan stiker sebagai tanda dimana batas antre terdepan dan dimana jalur ke belakangnya. BuBu juga dapat libatkan orang lain seperti ayah, kakak, adik, atau pengasuh di dalam permainan ini supaya terasa lebih seru

 

4.       Ajarkan kepada anak dalam melepas rasa bosan

Biasanya apa sih yang BuBu lakukan ketika menunggu dalam antrean? Jika tidak ada kegiatan yang dilakukan maka mengantre menjadi hal yang melelahkan dan membosankan. Supaya tetap bertahan dalam antrian maka seseorang perlu melakukan sesuatu untuk melepas rasa bosan, begitu juga dengan anak. Sebuah penelitian yang dilakukan Kahneman (1995) menemukan bahwa membaca buku atau melakukan percakapan dengan orang lain saat menunggu antrean dapat membuat mengantre terasa lebih mudah. Pada anak, BuBu dapat mencari kegiatan saat menunggu antrean dengan bernyanyi, menebak benda yang ada di sekeliling supaya mood anak tetap terjaga.

 

Ternyata banyak sekali yang dapat dilakukan dalam mengasah kemampuan anak untuk antre. Diharapkan antre juga menjadi nilai sosial yang dapat ditanamkan kepada anak sejak dini demi kemajuan bangsa di masa akan datang.  Yuk, antre!

 

 

Oleh : Carmelia Riyadhni, S.Psi

                                                                                

 

 

 

 

Sumber bacaan:

https://www.washingtonpost.com/news/wonk/wp/2015/11/27/what-you-hate-about-waiting-in-line-isnt-the-wait-at-all/?noredirect=on&utm_term=.cfc6c26ab08a

Kahneman, Daniel. 1995. The Experienced Utility of Queuing : Real-time Affect and Retrospective Evaluations of Simulated Queues. University of California.

http://blog.sensoryedge.com/get-kids-line-wait/

https://www.hipwee.com/opini/semarakkan-budaya-antri-untuk-ketertiban-bersama/