Sebagai orang dewasa, kita sudah cukup akrab dengan yang namanya stress. Namun kemudian muncul pertanyaan, apakah anak-anak juga bisa mengalami stress?
Ternyata anak-anak juga bisa mengalami stress lho, Bubu. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan anak stress, diantaranya tuntutan pelajaran yang terlalu membebani, jadwal kegiatan harian yang terlalu padat, hubungan dengan teman atau lingkungan sosial yang kurang baik (misalnya mengalami perundungan atau bullying), membaca berita-berita mengenai keadaan dunia dan lingkungan sekitar yang tidak baik, keadaan rumah yang mungkin juga sedang ada masalah (pertengkaran orang tua, kondisi kesehatan salah satu anggota keluarga, dsb.), atau kondisi stress yang dialami oleh orang tua sendiri.
Anak yang mengalami stress, belum tentu dirinya menyadari dan mampu menyampaikan perasaannya dengan baik kepada orang dewasa di sekitarnya. Bubu dan Pak Suami dapat memperhatikan beberapa perubahan kecil yang terjadi dalam keseharian si Kecil, seperti hal berikut:
Coba perhatikan apakah anak Bubu menjadi berkurang nafsu makannya, atau justru bertambah banyak dan rasanya tidak mau berhenti makan? Atau jam tidur yang berubah dan bergeser menjadi lebih larut malam? Bisa jadi ia mempunyai beban pikiran.
Untuk anak yang lebih kecil, bisa saja tiba-tiba jadi mengemut atau menggigit jari, memainkan rambut, atau mengorek hidung berlebihan. Sementara itu, untuk anak dengan usia lebih besar, bisa kemudian menampilkan perilaku berbohong, mengganggu orang lain, atau melawan/melanggar pihak otoritas (bisa guru atau orang tuanya).
Selain itu dalam tidurnya, anak yang stress bisa mengalami mimpi buruk, atau bahkan mengompol.
Prestasi di sekolah juga dapat menurun karena anak mengalami kesulitan konsentrasi, yang berdampak pada penyelesaian tugas mereka.
Stress yang dialami anak dapat memberikan dampak yang tidak menyenangkan dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam Valizadeh, L., Farnam, A., & Rahkar Farshi, M. (2012), disampaikan bahwa stress pada anak juga akan meningkatkan gangguan dalam kesehatan fisik, mental serta hubungan sosialnya. Apabila Bubu dan Pak Suami mulai melihat tanda-tanda stress pada anak, segera bantu ia dalam menghadapi stressnya. Berikut beberapa hal yang Bubu dan Pak Suami dapat lakukan:
Anak membutuhkan koneksi atau hubungan positif dari lingkungan sekitarnya, terutama dari orang tuanya. Koneksi positif ini salah satu modal utama untuk anak dapat bersikap resilient atau bangkit ketika ia mengalami kesulitan, karena ia mengetahui bahwa keluarga bisa menjadi tempat aman baginya.
Dalam rutinitas harian yang padat, berikan waktu anak untuk dapat bermain bebas, beristirahat, dan melakukan hal yang memang ia senangi tanpa tuntutan.
Makanan sehat dan jadwal istirahat yang teratur dapat membantu anak agar tetap nyaman dan sehat.
Tidak semua stress itu berakibat buruk. Pada porsi tertentu, stress dapat memacu seseorang untuk menampilkan usaha yang lebih optimal. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membantu anak mengidentifikasi jenis stress atau kecemasan yang ia alami. Bantu pula anak untuk memperhatikan tanda-tanda di tubuhnya ketika ia mengalami stress, lalu beri tahu cara yang dapat dilakukan anak untuk mengelola stressnya tersebut, misalnya dengan menarik nafas panjang beberapa kali untuk menenangkan diri. Ajak anak diskusi atau membaca buku bersama mengenai pengalaman orang lain seperti tokoh-tokoh penting dalam menghadapi permasalahannya.
Apabila orang tua merasa usaha yang dilakukan belum dapat membantu anak mengelola perasaan cemas dan stressnya, mintalah bantuan professional seperti konselor sekolah, dokter, atau psikolog anak untuk bekerjasama membantu si Kecil.
Yuk Bubu dan Pak Suami, dukung terus anak dalam mengembangkan kemampuan dirinya, termasuk kemampuan untuk mengelola tekanan atau stress dari kehidupan sehari-harinya. Harapannya, tentu saja agar anak-anak kita dapat secara tumbuh mandiri dan menjadi seseorang yang mampu mengatasi permasalah-permasalahan yang ia hadapi kelak. Tak perlu khawatir, Bubu juga bisa sharing pengalaman parenting ke ibu-ibu lainnya di komunitas Sahabat Ibu Pintar. Yuk, gabung sekarang!