Nah, sebelum Bubu dan Pak Suami menentukan pola asuh yang seperti apa yang akan diterapkan, ada baiknya kita pahami dulu seperti apa sih karakteristik setiap pola asuh ini. Selain itu, apa dampak yang dirasakan dan nantinya akan muncul pada si Kecil ketika Bubu dan Pak Suami dengan konsisten menerapkan pola asuh ini.
1. Authoritative: Orang tua yang menerapkan pola asuh ini berusaha menciptakan hubungan yang positif dengan anaknya, tetapi tetap menerapkan aturan, batasan, dan konsekuensi yang jelas di rumah. Orang tua ini responsif terhadap kebutuhan anak, mendengarkan pendapat anak, dan memberikan dukungan apabila anak mengalami kegagalan. Orang tua ini biasanya dapat memvalidasi perasaan si Kecil, menerapkan disiplin positif, dan juga mendukung perkembangan kemampuan regulasi diri si Kecil. Sehingga anak yang tumbuh dalam pola asuh ini cenderung lebih bahagia, mampu menghadapi tantangan, dan sukses.
2. Authoritarian: Orang tua memberikan aturan yang harus dipatuhi oleh anak, tanpa memberikan alasan di balik pemberian aturan tersebut. Orang tua cukup banyak menuntut anaknya untuk melakukan apa yang mereka harapkan, tanpa menanyakan kembali apa yang sebetulnya menjadi kebutuhan atau keinginan anak. Pola asuh authoritarian pada umumnya akan membuat anak menjadi lebih patuh dan pandai, tetapi mereka memiliki tingkat kebahagiaan, kemampuan sosial, dan harga diri yang lebih rendah karena merasa bahwa pendapatnya tidak berarti di mata orang tuanya.
3. Permissive: Orang tua tipe permissive cenderung responsif terhadap kebutuhan anak dan memberikan kasih sayang pada anak mereka, bahkan mereka cenderung untuk mengikuti keinginan anak tanpa memberikan batasan dan aturan yang jelas. Orang tua tidak menuntut anaknya untuk berperilaku tertentu dan tidak mendisiplinkan anak-anaknya. Orang tua mungkin membuat aturan di rumah, tetapi tidak konsisten dalam penerapannya. Hal ini yang membuat anak-anak dari orang tua yang permissive memiliki kemampuan regulasi diri atau kontrol diri yang rendah. Mereka cenderung memiliki prestasi akademik yang rendah dan mungkin menampilkan masalah perilaku karena mereka tidak menghargai pihak otoritas dan aturan.
4. Uninvolved: Orang tua dengan pola pengasuhan ini tidak menuntut banyak pada anak untuk berperilaku tertentu, tidak pula responsif terhadap kebutuhan si Kecil, serta sangat sedikit komunikasi yang terjadi. Orang tua cenderung hanya memenuhi kebutuhan dasar si Kecil terhadap kebutuhan makan, tempat tinggal, dan pakaian, tetapi mereka tidak sepenuhnya terkoneksi terhadap kehidupan anaknya. Orang tua tidak memberikan bimbingan, struktur, aturan, bahkan perhatian pada anak. Dalam kasus ekstrim, bahkan orang tua cenderung mengabaikan atau tidak mengurus kebutuhan anak. Anak dari orang tua yang tidak terlibat
dalam pengasuhan ini akan harga diri yang rendah, kurang mampu melakukan regulasi atau kontrol diri, serta cenderung kurang berprestasi dalam hal akademik dibandingkan teman sebayanya.
Dari penjelasan empat tipe pola asuh yang ada, yang mana kah yang sudah diterapkan atau ingin Bubu dan Pak Suami terapkan? Silahkan dipahami dan diskusikan bersama yaa… karena salah satu kunci penting keberhasilan pengasuhan anak adalah adanya konsistensi pola dari kedua orang tuanya. Jadi apabila Bubu menerapkan pola asuh Authoritative, diharapkan Pak Suami juga menerapkan pola asuh Authoritative, sehingga si Kecil dapat menerima manfaat yang optimal dalam penerapan pola asuh tersebut. Selamat berdiskusi ya Bubu dan Pak Suami!