Sekarang ini, masyarakat semakin teredukasi tentang postpartum depression yang dapat dialami oleh ibu yang baru melahirkan. Namun, apakah kita peka bahwa postpartum depression pun dapat dialami oleh para ayah? Bagi yang belum familiar dengan istilah postpartum depression atau biasa disingkat PPD, hal tersebut merupakan gangguan depresi yang muncul setelah peristiwa kelahiran anak, yang seringkali dialami oleh Bubu namun ternyata juga bisa dialami oleh Pak Suami, sebagai bagian dari keluarga yang menemani selama proses kehamilan dan kelahiran istrinya (Scarff, 2019).
Meski penelitian terkait PPD pada ayah ini belum sebanyak PPD pada ibu, data dari U.S Centers for Disease Control and Prevention mengatakan bahwa 5-10% ayah baru di Amerika Serikat mengalami PPD (Eddy et al, 2019). Walaupun saat ini belum ada data yang diambil dari populasi Indonesia, penting bagi para Bubu dan Pak Suami untuk mengedukasi diri tentang resiko PPD pada ayah.
Kenyataannya, sedikit sekali ayah yang mau mencari bantuan profesional atau sekedar mengatakan ke keluarganya bahwa ia mengalami PPD. Kenapa? Kurangnya edukasi mengenai PPD, adanya tuntutan sosial bahwa ayah harus menjadi sosok kuat, dan kesulitan pria pada umumnya dalam mengekspresikan emosi, adalah beberapa hal yang menjadi penyebab mengapa bagi Pak Suami sulit untuk mencari bantuan (Eddy et al, 2019).
Lalu, apa ya tanda-tandanya jika Pak Suami mengalami postpartum depression? Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
Apa yang menyebabkan para ayah baru dapat mengalami PPD?
Pak Suami yang mengalami atau dicurigai mengalami PPD membutuhkan bantuan dari lingkungan untuk bisa bangkit dari situasi tersebut. Pak Suami yang menyadari kondisinya ini pun diharapkan dapat memberdayakan dirinya sendiri. Berdiskusilah bersama teman laki-laki yang juga baru memiliki anak, sehingga kalian bisa saling bertukar cerita. Rawatlah diri baik secara fisik (istirahat cukup dan makan bernutrisi) maupun mental (sempatkan diri untuk relaksasi). Bila memungkinkan, ambil waktu cuti sejenak dari pekerjaan dan usahakan untuk terus menjalin komunikasi dengan istri meski hanya beberapa menit setiap harinya agar kedekatan emosional tetap terjaga dan Pak Suami serta Bubu bisa meningkatkan kualitas hubungan meningkat. Jika memang dibutuhkan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional ya.
Happy Parenting Bubu dan Pak Suami! ????
Oleh: Nadya Pramesrani, M. Psi., Psikologi
Expert Partner Sahabat Ibu Pintar