13 Apr 2020

Melatih Kesabaran si Kecil dengan Berpuasa

Masih ragu-ragu untuk melatih si Kecil berpuasa? Ketika si Kecil sudah memasuki usia 5 tahun, jangan ragu lagi untuk mengajaknya berpuasa ya Bubu. Selain mengajarkan perintah agama, ternyata berpuasa juga dapat mengajarkan si Kecil untuk mengontrol dirinya dan bersabar. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh psikolog Amerika bernama Walter Mischel (dalam Joseph, 2015), diketahui bahwa anak yang dapat menunggu atau bersabar di waktu kecil, memiliki kemungkinan untuk berhasil dalam bidang sosial dan akademisnya di usia sekolah menengah atas. 

Salah satu kemampuan yang terlatih ketika si Kecil belajar berpuasa biasa disebut sebagai delayed gratification dalam ilmu psikologi. Dalam delayed gratification, seseorang diharapkan dapat menunda memuaskan keinginan saat ini demi mencapai tujuan yang lebih besar. Mungkin bagi sebagian anak atau bahkan orang dewasa, hal ini masih sulit dilakukan karena ia cenderung untuk melihat apa yang ada di depan mata serta apa yang diinginkan saat itu. Nah, beberapa hal di bawah ini dapat dilakukan untuk mengajarkan anak melakukan delayed gratification, terutama dalam konteks berpuasa. 

  1. Tanamkan nilai (value) yang kuat mengenai puasa, kecintaan kepada Allah, dan nilai-nilai agama yang bermuatan positif (bukan atas dasar menakut-nakuti anak). Sampaikan bahwa dalam berpuasa, tubuh kita sedang diberikan waktu untuk memperbaiki sel-sel di dalam dan dapat membuat kita lebih sehat nantinya. Selain itu, dengan berpuasa, Allah menjanjikan pahala dan surga bagi umatnya. 
  2. Ciptakan lingkungan yang konsisten dalam memberikan imbalan atau apresiasi terhadap keberhasilan anak mengontrol dirinya. Misalnya, sampaikan apabila si Kecil dapat berpuasa penuh hingga sore hari, Bubu akan membuatkan puding buah kesukaannya. Sebaiknya penuhi janji tersebut, sehingga si Kecil merasa bahwa usahanya untuk mengontrol diri seharian itu ada hasilnya. Hati-hati bila Bubu atau Pak Suami memberikan janji, tetapi beberapa kali lupa untuk menepatinya. Si Kecil dapat kecewa dan merasa usahanya akan kontrol diri menjadi tidak berguna. Hal ini dapat berakibat semangatnya berlatih mengontrol diri mengendur.
  3. Berikan contoh nyata pada si Kecil melalui perilaku sehari-hari Bubu dan Pak Suami. Melalui contoh langsung dan dilakukan secara terus menerus, tentunya si Kecil dapat lebih mudah menangkap bagaimana caranya melakukan kontrol diri. Bukan hanya melalui perilaku yang Bubu atau Pak suami tampilkan, namun juga melalui diskusi dan percakapan agar konsep tersebut dapat lebih mudah dipahami oleh si Kecil. Misalnya, Bubu sengaja tidak membeli makanan kecil tambahan kesukaan Bubu untuk berbuka puasa di rumah. Ketika si Kecil bertanya, Bubu bisa bilang bahwa Bubu sedang menabung supaya uangnya nanti bisa dibelikan pakaian lebaran untuk  kakek dan nenek. Diharapkan dengan diskusi sederhana tersebut, si Kecil bisa melihat bahwa orang dewasa juga terkadang perlu menunda keinginan saat itu untuk kebutuhan atau keinginan yang lebih besar. 
  4. Ajarkan si Kecil kemampuan untuk mengalihkan perhatian. Dalam mengontrol diri - terutama dalam hal ini menunggu, kita butuh kemampuan untuk mengalihkan perhatian agar proses tersebut tidak terasa sangat lama karena kita hanya fokus pada tujuan itu saja (dalam hal ini misalnya menunggu waktu berbuka puasa). Pada si Kecil, di awal kesempatan belajar, Bubu dapat memberikan beberapa pilihan aktivitas sederhana, misalnya membuat karya seni (art and craft), menggambar, menulis cerita, berolahraga ringan, atau membantu Bubu melakukan aktivitas sehari-hari. 
  5. Lakukan secara bertahap dan ajak si Kecil untuk membuat target yang dapat ia capai. Misalnya pada awal berlatih puasa, ajak si Kecil membuat target berbuka di saat jam makan siang. Apabila sudah berhasil beberapa hari, tanyakan kembali apakah ia mau mencoba membuat target berbuka puasa di jam 3 sore? Dan begitu seterusnya, hingga ia merasa mampu dan benar-benar dapat berpuasa satu hari penuh. Membuat target secara bertahap seperti ini dapat membantu si Kecil merasa bisa dan mampu mengontrol dirinya untuk mencapai tujuannya. Perasaan ini penting untuk dimiliki agar ia tetap bersemangat menjalankan ibadah puasanya. 

Yuk Bubu, kita coba ajarkan si Kecil berpuasa secara bertahap. Jangan lupa berikan pula pujian pada si Kecil atas usaha yang telah ia lakukan selama berlatih puasa ini. Tetap semangat mengajak si Kecil berpuasa ya, Bubu!

 

Binky Paramitha Iskandar, M.Psi., Psikolog

Expert Partner Sahabat Ibu Pintar