30 Mar 2020

“Ma, Aku Nggak Bisa!”: Ketika Si Kecil Mudah Menyerah

Setiap Bubu pasti menginginkan anak yang tidak mudah menyerah dan mampu melewati setiap masalah. Mengapa demikian? Karena jika si Kecil mudah menyerah terhadap tantangan yang ada, kita sebagai orang tua menjadi cemas bagaimana ia bisa menghadapi dunia kelak. 

Dunia selalu memberikan tantangan untuk dihadapi. Untungnya, kita sebagai manusia dapat memilih respon yang kita berikan. Dalam ilmu psikologi, kemampuan manusia untuk bangkit dari kegagalan disebut resiliensi atau daya lambung. Jika ingin dianalogikan, resiliensi atau daya lambung itu seperti bola basket. Ketika bola basket dibanting dengan keras ke bawah, ia akan melambung makin tinggi ke atas. Nah, si Kecil dengan resiliensi baik juga seperti itu. Ketika ia ditekan dalam situasi menantang, ia justru melenting tinggi memperlihatkan potensinya.

Akan tetapi kemampuan si Kecil untuk bangkit dari kegagalan itu berbeda-beda. Ada yang begitu jatuh langsung menyerah, ada pula yang semakin besar tantangan yang dihadapi, semakin mampu untuk mengembangkan diri dalam mengatasi tantangan tersebut. Menurut Bernard (1991), si Kecil yang tidak mudah menyerah akan memiliki atribut seperti berikut:

  1. Kompeten secara social 

Mampu merespon situasi sosial dengan lebih santai dan fleksibel. Selain itu, si Kecil terkenal memiliki selera humor yang tinggi, karena mereka dapat menertawakan situasi sulit atau kegagalan mereka sendiri.

  1. Terampil dalam memecahkan masalah

Si Kecil yang tidak mudah menyerah akan mampu berpikir dalam situasi yang menantang dan mampu menemukan solusi dalam situasi mendesak

  1. Anak yang tidak mudah menyerah memahami betul diri mereka

Mereka dapat bertindak secara mandiri dan memiliki kendali atas situasi atau lingkungan mereka.

  1. Bersudut pandang masa depan dan bertujuan

Anak-anak yang gigih memiliki kemampuan untuk merencanakan dan menetapkan aturan. Mereka cenderung melihat dunia lebih optimis.

Pada tahun 2004, peneliti dari westED mempelajari hubungan antara kegigihan dan kemampuan belajar anak. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak mudah menyerah memiliki performa lebih baik secara akademik. Nah pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana caranya untuk meningkatkan kegigihan si Kecil? 

Lingkungan memiliki peran utama dalam meningkatkan kegigihan pada anak. Ada 3 syarat agar si Kecil menjadi tidak mudah menyerah:

  1. Lingkungan yang menawarkan kepedulian dan dukungan
  2. Lingkungan yang memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap perilaku, sikap, dan etos kerja (tidak berorientasi pada hasil, melainkan proses)
  3. Lingkungan yang mendorong keaktifan dan partisipasi anak dalam pengambilan keputusan

Selain itu, ada beberapa hal yang menjadi faktor dalam meningkatkan daya juang pada si Kecil:

  1. Pola pikir. Beberapa anak langsung merasa gagal ketika hasil tesnya kurang baik atau ia kalah dalam perlombaan. Ajarkan si Kecil untuk berpikir positif, “Apakah saya bisa lebih baik lagi” atau “Apakah saya sudah mempersiapkan diri semaksimal mungkin?” daripada berpikir “Saya gagal, saya tidak berbakat dibidang ini.”
  2. Beberapa anak yang mudah menyerah kerap berpikir “Mengapa hal buruk banyak terjadi pada saya?” Padahal, banyak anak-anak seusianya yang juga mengalami hal serupa atau bahkan lebih buruk lagi. Dengan mengetahui informasi mengenai anak-anak seusianya di tempat lain, si Kecil dapat memiliki sudut pandang yang lebih luas dan terbuka.
  3. Spiritualitas juga merupakan komponen penting dari kegigihan, mengingat bahwa ada ‘sosok Maha Kuasa’ yang akan membantu, dapat membuat si Kecil lebih mudah melalui masa-masa sulit yang ia hadapi.

Yuk, mari dukung si Kecil agar jadi anak bermental kuat Bubu!

 

Oleh: Agstried Elisabeth, M.Psi., Psikolog

Expert Partner Sahabat Ibu Pintar