13 May 2019

Kapan Memberikan Uang Jajan Pada Anak?

Bubu pernah bertanya-tanya gak sih? Anakku sudah perlu dikasih uang jajan atau belum ya? Atau enaknya kasih uang jajan itu pas anak usia berapa ya? Ternyata ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memberikan uang jajan kepada anak. Yuk kita bahas mengenai apa saja hal yang perlu kita kritisi sebelum memutuskan untuk memberikan uang jajan pada anak. Diantaranya adalah ini:

 

  1. Apakah anak sudah memahami konsep ingin dan butuh? Ini adalah konsep dasar yang harus dimiliki oleh setiap anak. Ia perlu membedakan keinginan dan kebutuhan dalam dirinya. Misalnya anak melihat kue di sekolah dan mau membeli kue tersebut. Ia perlu tahu apakah itu hanya keinginan (yang artinya apabila tidak mendapatkan kue itu, tidak apa-apa, tidak akan mengganggu kelangsungan hidup atau kegiatan belajar di sekolah) atau memang sebuah kebutuhan (yang artinya ia memang merasakan lapar dan perlu mendapatkan kue itu agar ia dapat lebih konsentrasi belajar). Hal ini dapat dilatih sedari dini, dengan mengajarkan anak konsep ingin atau butuh dan bagaimana membedakannya. Tentunya latihan dengan pendampingan orang tua sangat dibutuhkan, karena jangankan anak-anak, orang dewasa saja masih suka keliru membedakannya

  2. Apakah anak sudah mengetahui cara kerja uang? Uang sebagai alat untuk bertransaksi, memiliki tata cara dalam pemakaiannya. Sebelum memberikan anak uang jajan, ada baiknya Bubu dan Pak Suami mengajarkan anak mengenai tata caranya ini. Dimulai dari pengenalan angka, sehingga ia tahu bahwa uang Rp.10.000,- lebih besar daripada Rp.2.000,-. Sebaiknya anak sudah mampu berhitung sederhana, sehingga ia tahu berapa kembalian yang akan ia terima apabila membayar makanan sebesar Rp. 8.000,- dengan uang Rp. 10.000,-. Walaupun, biasanya penjual yang akan menghitung kembaliannya, tetapi akan lebih baik apabila anak juga mengetahui caranya, sehingga ia dapat lebih bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan uangnya.

  3. Apakah anak memang butuh membawa uang jajan ke sekolah? Kembali ke poin pertama nih Bubu. Coba diskusikan lagi dengan Pak Suami, apa tujuan kita memberikan uang jajan pada anak? Apakah agar anak bisa membeli makanan di sekolah karena Bubu tidak sempat membuat bekal, apakah agar anak sama dengan teman yang lain yang membawa uang jajan, atau karena Bubu  dan Pak Suami ingin anak mulai belajar mengatur uangnya sendiri? Nah semua itu tentu dikembalikan kepada nilai keluarga masing-masing, dan tentunya setiap pilihan memiliki konsekuensinya sendiri.

 

 

Setelah Bubu dan Pak Suami berdiskusi dan memahami kemampuan anak, apabila akhirnya memutuskan untuk memberikan uang jajan pada anak, biasanya muncul pertanyaan berikutnya. “Berapa banyak ya kasih uang jajannya?” hehehe.. kalau untuk pertanyaan ini, sebaiknya Bubu dan Pak Suami melakukan research atau cari tahu dulu kebutuhan anak, kisaran harga produk yang di jual di sekolah, dan sebagainya. Jangan lupa untuk membiasakan anak mencatat secara sederhana pemakaian uang jajannya, sehingga anak lebih aware dan bertanggung jawab atas tindakannya. Oh satu lagi! Ingatkan dan biasakan anak untuk tidak menghabiskan seluruh uang jajannya ya. Ajarkan anak untuk menyisihkan sebagian untuk ia tabung. Hasil tabungannya nanti dapat digunakan untuk membeli barang yang ia inginkan atau disedekahkan.

 

Oleh : Binky Paramitha I, M.Psi, Psi.