06 Mar 2019

Hamil lagi? Bubu tim “Yes” atau tim “No”?

Pengalaman Bubu saat hamil, melahirkan, menyusui, dan mengasuh anak pertama pasti memiliki beragam cerita.  Seru, sedih, senang, bahkan kesal bisa bercampur menjadi satu dalam menjalaninya. Pengalaman inilah yang biasanya mempengaruhi Bubu saat mengambil keputusan apakah mau hamil lagi atau tidak. Untuk hamil lagi, Bubu menjadi tim “Yes” atau tim “No” ? 

Saat Bubu akan hamil lagi, keadaan pasti akan berbeda dari kehamilan sebelumnya karena sudah ada anak pertama, lalu melihat juga kesiapan suami untuk memiliki anak kembali, bagaimana dukungan lingkungan yang ada dalam pengasuhan, maupun melihat bagaimana mental Bubu untuk menambah anak.

Maka dari itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan mental Bubu untuk hamil kembali, yakni:

 

1.       Cek kondisi fisik Bubu

Biasanya ada perubahan fisik yang akan dialami Bubu setelah kehamilan sebelumnya. Apalagi dengan kesibukan sebagai Ibu sudah berubah dengan kehadiran anak, maka rasa lelah pun lebih mudah dirasakan Bubu. Selain itu, proses kelahiran anak pertama juga dapat mempengaruhi bagaimana kondisi fisik Bubu untuk bisa hamil kembali. Melihat hal ini, Bubu dapat mengecek kondisi fisik kepada dokter kandungan apakah tubuh siap dan aman untuk hamil kembali.

 

2.       Bicarakan dengan pasangan

Suami merupakan pendukung utama dalam kehamilan. Eh tapi jangan salah, ada lho suami yang cemas jika istri mau hamil lagi. Maka dari itu, diskusikan kembali kepada pasangan dan tetapkan keputusan bersama apakah siap untuk memiliki anak kembali. Dengan bertambahnya anak dalam keluarga akan menuntut suami untuk meluangkan waktu lebih banyak dalam membantu pengasuhan. Tidak hanya itu, kondisi finansial rumah tangga pun perlu dibicarakan saat mengambil keputusan bersama.

 

3.       Mengelola rasa cemas setelah memiliki anak pertama

Rasa cemas untuk memiliki anak kembali adalah hal yang wajar. Cemas itu bisa muncul ketika mengingat saat mata Bubu jadi mata panda karena harus bergadang semalaman pasca melahirkan, merasakan pembukaan yang lama sekali saat melahirkan, atau terbersit pengalaman yang tidak menyenangkan saat berkejar-kejaran dengan stok susu saat menyusui. Apa yang dilalui Bubu dapat membuat keraguan bahkan penolakan jika mau hamil lagi. Namun, tahukah Bubu bahwa rasa cemas itu dapat kita kelola sehingga Bubu dapat menghadapinya dengan lebih tenang? Dalam mengatasi kecemasan, Bubu coba belajar teknik pernapasan sehingga dapat berpikir dengan jernih dalam mengatasi masalah yang membuat Bubu cemas. Selain itu, Bubu juga dapat berdiskusi dengan orang yang dipercaya. Bubu diskusikanlah dengan suami, orang terdekat, atau bahkan dengan konselor professional jika perlu. Diharapkan jika dapat mengelola rasa cemas maka Bubu dapat lebih mantap secara mental untuk memutuskan menambah anak lagi atau tidak.  

 

4.       Melihat kembali dukungan lingkungan

Dukungan lingkungan menjadi salah satu faktor penting dalam pengasuhan anak. Dukungan sosial dapat berupa dukungan keluarga, tempat penitipan anak, atau pun asisten yang membantu dalam pengasuhan. Faktor ini pun menjadi bahan pertimbangan bagi Bubu untuk hamil kembali, misalnya dukungan nenek dan kakeknya untuk membantu pengasuhan jika ada anak lagi sehingga Bubu dapat bekerja dengan tenang atau saat ini sang Kakak sudah mulai sibuk sekolah sehingga Bubu merasa dapat memiliki waktu lebih mengasuh anak di saat bersamaan nanti. Saat pengaturan sudah berjalan baik, pasti akan mempermudah Bubu dalam mengambil keputusan untuk bisa hamil lagi.  

 

5.       Mempertimbangkan jarak usia antar anak

Saat ingin hamil kembali, Bubu pasti mempertimbangkan jarak usia antar anak. Ada yang mau cepat-cepat hamil lagi karena faktor umur Bubu atau sekalian capeknya, ada juga yang ingin selang usia antar anak menjadi empat tahun supaya bayar uang sekolahnya lebih nyaman, atau bahkan tidak mau hamil kembali karena mau fokus dengan anak yang sekarang. Untuk jarak usia antar anak, WHO merekomendasikan minimal dua tahun jarak antar kehamilan seorang Ibu, dengan pertimbangan resiko kehamilan yang dapat terjadi jika jaraknya terlalu dekat. Nah, kalau Bubu dan suami apakah ada pertimbangan jarak usia antar anak?

 

Oleh Carmelia Riyadhni, S.Psi

(Praktisi Parenting Lifestyle dari Rumah Dandelion)