Apakah BuBu sudah pernah mendengar istilah esports? Bagi sebagian BuBu yang belum pernah mendengar, esports adalah pertandingan permainan elektronik. Jadi, games yang anak-anak BuBu mainkan di handphone atau komputer itu ada pertandingannya lho. Para “atlet” esports ini biasa disebut Pro-gamer atau Profesional gamer. Jaman sekarang, udah banyak anak-anak yang bercita-cita sebagai pro-gamer.
Bagi sebagian besar orang tua, bermain games konotasinya biasanya negatif, apalagi bagi BuBu yang Pak Suami-nya suka lupa waktu saat bermain games. Gemes-gemes sebel gimana gitu kan yaa.. Sebenarnya bermain games tidak melulu negatif dengan adanya kompetisi esports ini. Namun memang, bagi anak-anak yang berusia di bawah 17 tahun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika anak memilih games untuk dimainkan:
Rating
Banyak orang tua belum tahu bahwa sama seperti film di bioskop, setiap games juga memiliki rating usia dan rating konten. Jadi ketika anak meminta permainan tertentu, orang tua perlu mencari tahu rating usia apakah sesuai dengan usia anak, dan rating konten apakah mengandung kekerasan atau nilai-nilai lain yang tidak sesuai dengan value keluarga.
Regulasi Diri
Sebelum anak mengenal permainan elektronik, mereka harus sudah lebih dahulu memiliki kemampuan meregulasi diri. Mereka tahu kapan harus berhenti dan meninggalkan games untuk melakukan kewajiban mereka seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah, bermain outdoor, membantu pekerjaan di rumah. Selain itu, karena harga permainan yang cukup mahal, anak-anak juga perlu belajar menabung dan melakukan perencanaan pengeluaran sederhana supaya mereka tidak selalu membeli games dengan meminta kepada orang tua.
Pengawasan Orang Tua
Tidak ada filter yang lebih baik dibandingkan pengawasan orang tua. Selain bisa menjadi filter yang optimal, dengan kita duduk bersama anak saat mereka bermain games kita bisa memahami hobi anak kita dan meningkatkan ikatan emosional antara orang tua dan anak.
Nah, setelah menyiapkan games dan pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan anak, sekarang mari kita mengenal sisi positif dari games ini. Apa saja ya?
Berpikir strategis
Banyak sekali permainan yang membutuhkan kemampuan berpikir strategis. Ketika sebuah permainan ditandingkan menjadi esports tentu saja anak diuji untuk berpikir strategis lebih cepat dari lawan-lawannya.
Kerja sama tim
Sebuah pertandingan esports sangat jarang menjadi pertandingan individu. Biasanya selalu merupakan pertandingan antar tim, oleh karena itu kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim menjadi krusial.
Sportifvitas
Menerima kekalahan, menyadari masih ada ruang pengembangan yang perlu diperbaiki, menyadari kemampuan lawan memang lebih baik adalah sebuah sikap yang sangat dijunjung tinggi di semua pertandingan. Tidak berbeda dengan esports, di pertandingan esports pun anak belajar untuk menerima kekalahan dengan lapang dada dan melihat ruang pengembangan untuk memperbaiki diri.
Nah, itulah tips bagaimana menjadikan games menjadi lebih positif. Semoga BuBu, Pak suami, dan anak-anak juga bisa memiliki waktu berkualitas bermain games bersama yaa.. selamat bermain!
Oleh: Agstried E. Piether
Psikolog Pendidikan dan Remaja