Ketika bicara tentang tema parenting, BuBu akan sangat semangat bicara tentang tumbuh kembang anak, memilih sekolah yang cocok dengan anak, gaya belajar yang tepat untuk anak, masa depan anak, dan lain sebagainya. Akan tetapi sangat sedikit konten tentang parenting yang mengangkat tentang menjaga lingkungan hidup. Padahal, kalau dipikir-pikir jika lingkungan hidup di masa depan tidak layak huni, apapun perencanaan kita tentang Pendidikan anak akan menjadi percuma.
Nah, kali ini, artikel parenting ini akan membahas mengenai bagaimana mengajarkan anak lebih menyayangi lingkungan hidup dengan hal yang sedang menjadi tren. Beberapa bulan belakangan, tren #bhayplastik banyak mencuat di media-media sosial. Tren ini mengajak kita untuk mengurangi penggunaan plastik karena seperti yang sudah diketahui, plastik adalah salah satu sampah yang tidak terurai sehingga bisa mencemari tanah, dan berbahaya bagi biota air. Mengingat kita hanya punya 1 bumi untuk tinggal, dan pastinya kita ingin mengusahakan agar bumi tetap layak huni ketika anak kita dewasa nanti, ada baiknya kita mengenalkan konsep hidup tanpa plastik ke anak-anak kita, ya.. Lalu apa yang perlu dilakukan supaya anak kita tumbuh menjadi anak yang bukan hanya mengurangi penggunaan plastic, akan tetapi juga memiliki gaya hidup yang mencintai lingkungan hidup ya? Tentu saja semua harus dimulai dari rumah. Memang mengubah gaya hidup bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu berikut adalah hal-hal sederhana yang BuBu bisa mulai lakukan di rumah agar anak lebih menyayangi lingkungannya:
1. Kenalkan anak dengan lingkungan
Ajaklah anak untuk sering berjalan-jalan di taman. Kenalkan dengan berbagai hal di lingkungan. Pohon dan bunga, air dan makhluk-makhluk di dalamnya, serangga, dan lain sebagainya. Semakin anak besar jelaskan bahwa keberlangsungan 1 makhluk hidup sangat bergantung dengan keberadaan sumber daya alam dan makhluk hidup yang lain. Misalnya jelaskan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa air bersih dan pohon yang menghasilkan oksigen. Dan sampah yang kita buang bisa berakhir di air dan mencemari air yang sebenarnya adalah salah satu sumber hidup kita. Dengan memiliki sudut pandang yang utuh tentang cara kerja alam, anak akan cenderung memiliki penghargaan terhadap apa yang ada di alam.
2. Biasakan untuk mulai mengurangi mainan dengan baterai sekali pakai
Tahukah BuBu, bahwa baterai dan perangkat elektronik seharusnya tidak boleh dibuang sembarangan? Beterai mengandung merkuri dan logam berat lainnya. Ketika zat-zat tersebut bocor dan mencemari tanah dan air maka makhluk hidup yang hidup di dalamnya juga akan teracuni. Bayangkan, jika ada sebuah perairan yang tercemar lalu ikan yang hidup di dalamnya juga terkena racunnya, tentu saja ikan tersebut menjadi tidak layak konsumsi bukan? Dan ketika anak menyadari bahwa mereka dapat bersenang-senang dengan mainan yang sederhana maka imajinasi dan kreativitas mereka juga akan berkembang.
3. Biasakan anak membawa bekal ke sekolah
Selain bekal dari rumah memang lebih sehat, dengan membawa wadah bekal dan tempat minum sendiri dari rumah akan mengurangi kemungkinan anak untuk jajan dan membeli makanan dalam kemasan plastik. Biasakan juga ketika hendak membeli makanan di luar BuBu membawa wadah sendiri sehingga anak juga melihat bahwa mereka bisa menempatkan jajanan mereka dalam wadah yang mereka bawa sendiri.
4. Menjadi Contoh
Ketika kita berharap anak kita mengadopsi gaya hidup cinta lingkungan hidup maka kita juga harus memberi contoh kepada mereka. Misalkan untuk mengurangi penggunaan plastik, kita secara konsisten terapkan di rumah dan dimanapun. Contoh yang paling sederhana adalah dengan tidak menggunakan sedotan saat minum, sebenarnya tidak perlu juga untuk membeli sedotan stainless yang sedang tren, yang penting adalah mengurangi penggunaan sedotan plastik. Dengan demikian mereka akan membentuk kebiasaan tersebut sampai besar dan menjadi bagian dari kepribadian mereka.
Janga lupa, menjaga lingkungan hidup adalah tanggung jawab yang harus terus dilanjutkan dari generasi ke generasi. Mari kita bekali anak-anak kita kemampuan untuk menjaga rumah mereka ini, karena kita hanya punya 1 bumi untuk ditinggali.
Oleh: Agstried Elisabeth, M.Psi., Psikolog