09 Aug 2021

Apa Itu Baby Blues dan Post-Partum Depression?

Mayoritas ibu mengalami baby blues pada hari-hari pertama setelah melahirkan. Hal ini biasanya disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi dikombinasikan dengan stress ibu baru, kurangnya waktu tidur, perasaan terisolasi dari lingkungan luar, dan kelelahan dari mengurus si Kecil. Beberapa tanda dari Bubu yang mengalami baby blues adalah naik turunnya emosi, mudah merasa sedih, serta menangis tanpa sebab. Namun seiring dengan beradaptasinya Bubu dengan peran dan tanggung jawab baru, disertai dengan kerja sama dari Pak Suami dan dukungan lingkungan, biasanya kondisi baby blues ini dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu pasca melahirkan.

 

Namun, ketika gejala yang dirasakan tidak menghilang atau justru meningkat setelah 2 minggu pasca melahirkan, maka ada resiko untuk ibu mengalami post-partum depression. Post-partum depression adalah gangguan emosi berupa depresi yang dialami oleh seorang ibu pasca melahirkan. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai adalah:

· Hilangnya ketertarikan untuk melakukan hal yang sebelumnya disenangi

· Konsumsi makanan berlebih atau justru sangat berkurang

· Perasaan cemas terus menerus

· Merasa bersalah, tidak berdaya

· Mudah merasa terganggu (irritability) atau mudah marah

· Perasaan sedih yang mendalam atau menangis untuk waktu lama yang dorongannya tidak bisa dikendalikan

· Kekhawatiran dan ketakutan menjadi ibu

· Rasa takut untuk ditinggal berdua bersama si Kecil

· Kesulitan tidur

· Menolak atau tidak adanya keinginan untuk mengurus si Kecil

 

Sekilas, gejala-gejala di atas mungkin cukup jamak dirasakan oleh ibu baru, terutama bagi ibu yang yang kepercayaan dirinya masih dipupuk. Yang membedakan dari kondisi post-partum depression dengan kondisi khawatir yang umum dialami ibu adalah pada intensitas dan durasi dirasakannya gejala di atas. Bila hal-hal diatas dirasakan secara terus-menerus dalam waktu 2 minggu atau lebih dan sampai mengganggu fungsi sehari-hari, maka Bubu atau anggota keluarga lain perlu melakukan sesuatu. Bila Post-partum depression tidak mendapatkan penanganan yang tepat maka hal ini dalam berdampak pada kualitas hubungan ibu-bayi dan proses tumbuh kembang si Kecil.

 

Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini? Berikut ini ada beberapa hal yang dapat Bubu lakukan:

1. Cari bantuan. Hubungi tenaga kesehatan seperti psikolog atau dokter yang dapat membantu Bubu mengatasi kondisi ini secara profesional dan sesuai keilmuannya.

2. Komunikasikan perasaaan dengan orang lain. Terbuka dengan Pak Suami, anggota keluarga lainnya, teman, atau komunitas ibu-ibu lainnya agar bisa mendapatkan dukungan emosional.

3. Manfaatkan dukungan sosial, terutama yang dapat membantu Bubu dalam merawat si Kecil, sehingga Bubu ada ruang untuk beristirahat dan memenuhi kebutuhan diri.

4. Rawat diri. Tinggalkan beberapa tanggung jawab yang mungkin bisa ditinggalkan bila itu artinya dapat memberi ruang untuk Bubu beristirahat, pelan-pelan kembali berolahraga atau bergerak secara aktif, makan makanan bernutrisi, jemur diri dan dapatkan asupan sinar matahari untuk diri, dan sempatkan waktu untuk bersantai atau relaksasi meski hanya 5 menit.

 

Oleh: Nadya Pramesrani, M. Psi., Psikolog

Expert Partner Sahabat Ibu Pintar

 

Sumber:

APA. (2008). What is postpartum depression and anxiety? https://www.apa.org/pi/women/resources/reports/postpartum-depression

Bennet, S. (2009). Baby blues or post-partum depression? https://www.psychologytoday.com/intl/blog/mommy-mental-health/200902/baby-blues-or-postpartum-depression

Smith, M. & Segal, J. (2020). Post-partum depression and the baby blues.